PALEMBANG, PP - Guna menjaga keberlangsungan produksi kelapa di Kabupaten Banyuasin, Gubernur Sumsel Herman Deru menunjukkan peremajaan (replanting) kebun kelapa kepada petani. Hal itu diungkapkannya ketika menemui petani kelapa yang menggelar agresi demo di halaman gedung DPRD usai rapat Paripurna LI (51) DPRD Sumsel, Kamis (29/11).
Dikatakan HD sebelum menjadi gubernur ia paham betul potensi kelapa di Kabupaten Banyuasin. Menurutnya permasalahan bukan terletak pada harga semata. Tapi perkebunan kelapa di daerah tersebut sebagian besar sudah berusia renta sehingga diharapkan peremajaan secara massal.
"Saya akan dorong dinas terkait melaksanakan replanting kelapa semoga ini dapat tetap menjadi salah satu penghasilan bagi saudara-saudara kita di Banyuasin," terang HD.
Selain itu HD juga mengakui pengolahan yang masih sangat kurang selalu menjadi target utama pihak luar, sehingga harga kelapa sering ditekan semaunya bahkan dengan angka yang sudah tidak masuk akal.
"Dengan replanting akan kita anggarkan bibit-bibit kelapa yang kebunnya sudah tua. Kelapa ini, ditanam awal 80an, dan pengolahan kopra pun masih sangat konvensional," jelasnya.
Dari fakta di atas berdasarkan HD terang belum ada perhatian khusus dari pemerintah untuk meningkatkan mutu sehingga industri kelapa dan turunannya punya nilai tambah.
" Lampung bisa, kenapa kita tidak. Padahal kita punya 67.000 hektare kebun kelapa di Sumsel. Cuma itu tadi dari memecah batok, hingga mengeluarkan isinya semua konvensional. Ini yang harus dibenahi " ucap HD.
Terkait hal ini HD berjanji akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memakai gedung yang ada di tempat KEK TAA untuk keperluan training petani kelapa. Para petani akan dibimbing membuat industri kopra yang lebih modern.
"Inilah kenapa kita perlu kecerdasan untuk bermufakat. Jika ad cowok yang mau menjadi wakil, saya akan siap mentrigger ini dengan poermodalan. Saya pastikan ini jadi catatan bagi saya, buatkan visibility study untuk berdiri industri berkelanjutan berkaitan dengan industri kelapa," terang HD.
Ia juga mengimbau kepada penegak aturan terkait dugaan kartel yanh dikemukakan petani kelapa " Saya mnta ditindak sesuai kewenangan di Kepolisian. Pertemuan ini akan menjadi materi tindaklanjut kedepan," tambahnya.
Sementara itu Perwakilan Petani Kelapa Banyuasin, Muhammad Asri sempat berdialog eksklusif dengan Gubernur Sumsel, Plt Ketua DPRD Provinsi Sumsel, dan sejumlah anggota komisi II dan V. Dalam kesempatan itu Asri mengungkapkan kesedihan yang dirasakan petani kelapa semenjak 4 bulan terakhir.
Menurutnya harga kelapa dan kopra yang anjlok gila-gilaan membuat daya beli petani kelapa di Banyuasin merosot. Jangankan untuk sekolah, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari saja mereka sudah sangat kesulitan.
"Sebelumnya harga kelapa Rp2.000-3.000. Sekarang harganya jatuh Rp1000 hingga Rp700. Petani rata-rata hanya punya 3 hektare dan itu tidak dapat memenuhi kebuyujan petani. Begitu juga kopra sebelumnya Rp11.000 hingga Rp8000 kini hanya berapa ribu saja. Makanya kami kesini meminta kepada bapak gubernur untuk menaikkan harga kelapa ini bagaimanapun caranya," ujar Asri.
Menurut Asri, mereka mengira adanya kartel dalam penurunan harga kelapa ini. Indikasinya kata Asri dapat dilihat dimana kelapa yang dikelola industri tidak mengalami penurunan sama sekali.
" Kita minta ada pembangunan industri di daerah sebab limpahan kelapa dapat hingga 40 kontainer ke Thailand dan China. Tapi kita sendiri tidak kelola. Kami murung sebab kadang kelapa itu kami jual Rp600," jelasnya.
Di tempat yang sama, Plt Ketua DPRD Provinsi Sumsel M Yansuri menyampaikan intinya mereka biaa menganggarkan derma untuk petani kelapa asalkan sesuai aturan.
" Kita sarankan petani kelapa ini membentuk asosiasi dan koperasi. Sehingga derma dapat disalurkan," tegasnya.
Tak hanya petani kelapa, agresi kemarin juga diikuti masaa yang mengatasnamakan dirinya Komite Aksi Untuk Kedaukatan Rakyat Palembang. Masa ini melaksanakan agresi terksit beberapa problem buruh di beberapa perusahaan.
Sumber http://www.posmetro.co.id